Seperti yang kita ketahui bersama bahwa rambut adalah salah satu anggota tubuh yang menempel di tubuh kita dan menjadi mahkota tubuh yang senantiasa kita rawat setiap hari. Banyak cara yang kita lakukan untuk merawat rambut, seperti menyisirnya setiap hari agar tidak kusut, mencucinya dengan sampo atau yang biasa kita sebut keramas, melembabkannya dengan kondisioner, memaskeri rambut dengan produk jadi pabrikan ataupun dengan bahan alami seperti kemiri, lidah buaya, ataupun membawanya ke salon untuk perawatan.
Dengan memiliki anggota tubuh yang bernama
rambut kita pun bisa berganti-ganti gaya, mulai dari bergaya polos dengan
rambut gundul, bergaya militer dengan potongan cepak ataupun 3-2-1, bergaya
modis, trendy, nyentrik merujuk pada berbagai model rambut yang
terus berganti sesuai zaman, ataupun membiarkannya panjang alami tanpa model.
Dengan memiliki anggota tubuh yang bernama rambut kita juga bisa bergaya seakan
lebih muda dari usia sebenarnya, mulai dari merubah model ataupun warna rambut,
karena hal tersebut cukup signifikan untuk mengurangi usia kita jika benar
dilakukan dan jika melakukannya dengan benar.
Banyak kesenangan dan keuntungan yang timbul
akibat memiliki rambut, tetapi kita juga harus mengakui bahwa memiliki rambut
juga berarti kita mengeluarkan biaya tambahan untuk merawatnya seperti membeli
sampo, kondisioner, masker rambut, parfum rambut, dan lain sebagainya sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan. Belum lagi rambut perempuan, selain menjadi bahan
perdebatan, merawatnya juga perlu banyak biaya tergantung faktor –faktor yang
mempengaruhi, seperti kemampuan finansial untuk mengalokasikan anggaran untuk
merawat rambut, kebiasaan pergi ke salon, preferensi untuk mewarnai rambut dan
lain sejenisnya.
Terlahir menjadi perempuan juga membuat saya resah saat rambut mulai berketombe, meskipun saya sudah rajin memakai sampo dan kondisioner. Apalagi bila lupa keramas maka akan menimbulkan protes dari orang sekitar, konon katanya wanita lebih tidak boleh bau daripada pria. Jadilah saya keramas untuk orang lain karena takut orang lain kebauan rambut saya.
Saat saya scrolling-scrolling instagram,
muncul story selebgram perempuan aktivis kesehatan seksual yang ditanya tentang
bagaimana pacarnya merawat rambut, yang mana pacarnya memiliki rambut gondrong
tetapi terlihat sehat dan terawat dan ternyata jawabannya cukup mengagetkan
saya, No Shampoo! Saya langsung merasa mendapat cahaya dari
langit dengan backsound suara saya sendiri dengan efek menggaung “Apakah ini
jawaban dari Tuhan untuk saya karena resah dengan permasalahan rambut
berketombe?”
Karena saya tertarik dengan bahasan tersebut,
saya mengulik lebih dalam tentang No Shampoo ini. No Shampoo ini adalah
kegiatan keramas tanpa menggunakan sampo, hanya menggunakan air saja dan
ternyata hal ini pernah dilakukan banyak orang dengan tagar #NoPooChallenge
dengan pro-kontranya. Saya mencoba mencari di youtube dan ternyata banyak yang
telah melakukannya dengan kurun waktu 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 3
tahun dan bahkan 5 tahun.
Berminyak di Minggu-minggu Awal
Mbak Annabella dengan akun instagram
@justannabella, salah satu aktivis lingkungan telah melewati 3 tahun hidupnya
tanpa sampo, berkata dalam story instagramnya, “Its oily hair. It really
isn’t that big of a deal and there are so many ways of hiding it if you’re that
uncomfortable. Its such a shame that we’re worried about natural oils. Its
really a biological mechanism to heal and nourish our scalp and we choose to
strip it away with harmful shampoos”. Dengan zat kimia yang kita pakaikan
pada rambut kita selama bertahun-tahun, mengikis minyak alami rambut kita dan
akan membuat hari-hari awal #NoPooChallenge ingin menyerah karena saking
banyaknya minyak pada rambut dan akan membuat rambut lepek parah. Semakin
banyak zat kimia yang merusak rambut, maka akan semakin banyak pula minyak yang
akan diproduksi oleh kulit kepala. Jadi, bertahanlah pada minggu atau bulan
awal dalam mencoba melakukan hal ini karena minyak pada rambut sebenarnya bagus
untuk menstimulasi tumbuhnya rambut baru sehingga rambut semakin tebal dan
kuat.
Bebas Sampah Plastik dan Lebih Hemat
Bila melakukan hal ini dalam satu bulan saja
kita sudah menghemat satu botol sampo. Bayangkan bila yang melakukan bertambah
banyak dan bertambah lama, berapa banyak uang yang dihemat, berapa banyak penyu
dan hewan laut lainnya yang terselamatkan dengan berkurangnya sampah botol
sampo atau sampah sampo dengan kemasan plastik kecil yang biasanya berakhir di
lautan. Hal ini bagus untuk kalian pertimbangkan apalagi bagi kalian yang
sedang memulai peduli dengan lingkungan.
Perawatan dengan Bahan-bahan Alami
Setelah kalian berhasil melewati momen awal tanpa sampo dan merasa butuh hal lain untuk membersihkan rambut selain air, kalian bisa mencoba cuka apel, perasaan jeruk lemon, daging lidah buaya, kemiri, ataupun bahan alami lain yang bisa membantu untuk membersihkan rambut. Banyak yang sudah mencoba dan hasilnya memuaskan.
Saya sangat tertarik dengan kegiatan keramas tanpa sampo ini dan sudah hampir 1
bulan melakukannya, yang saya rasakan adalah mandi terasa begitu menghemat waktu, meski rambut menjadi kaku dan saya rasa ketombe saya juga tidak serta-merta musnah, dia tetap bersemayam disana, ditambah saya berkerudung, meski saya tidak tau korelasinya apa. Suami saya pun mengikuti saya untuk tidak menggunakan sampo saat keramas, untuk aroma rambut, ya memang tidak akan berbau harum, karena harum rambut habis sampoan pun karena zat kimia kan? saat saya mencium bau rambut suami saya baunya ya seperti rambut, mungkin masih agak bau sedikit sih, suami saya juga bilang rambut saya bau, tetapi hal ini tetap tidak mengurungkan niat saya untuk melakukan kegiatan ini, mari kita lihat sampai berapa lama saya bertahan, wkwkwk.
No comments:
Post a Comment